Perjalanan Ranina
Oleh
Mustajib
Ranina
terbangun. Rasanya ia baru saja mendengar ekor suara trompet. Entah trompet
siapa itu. Seingatnya, frekuensi trompet itu senada dengan yang terakhir ia
dengar, yang membuatnya tidur terlelap. Kini ia sudah terjaga. Hanya
saja, ia tidak bisa membedakan keadaan dirinya dengan orang-orang yang ada di
sekelilingnya. Sama-sama baru
bangun, dan sepertinya bergerak menuju suatu tempat.
Tidak
seperti sebelumnya, Ranina tidak banyak bertanya, seperti dulu sebelum tidur
panjangnya. Ranina terus bergerak menuju ke suatu tempat menyerupai gurun. Di
sepanjang jalan, Ranina banyak disapa dan namanya berkali-kali dipanggil. “Mbak
Nina, jazakallah khair atas bantuanmu dulu. Ini kuberikan sedikit perbekalan”.
Yang lain pun menyapa, “Mbak Ran, matur nuwun atas pertolonganmu dulu. Jika tidak
ditolong, entah kami sudah terseret ke jamaah yang mana. Dengan bantuan Mba, saya bisa kembali ke hotel dan
bertemu dengan rombongan. Ini sedikit rizki, bagi-bagi amal.” Seperti biasa,
Ranina tidak mau menerima imbalan apa-apa dari sesama hamba Allah. Ia keras
menolak. Namun, kini rizki kebaikan itu tiba-tiba langsung masuk sendiri ke
dalam tasnya yang serupa tas kamera. Kejadian demi kejadian serupa itu dialami
Ranina.
Ranina terus berjalan, makin mendekati tempat akhir
yang dituju. Dari kejauhan, sudah tampak orang berkerumun, seperti berkumpulnya
jamaah haji di padang Arofah. Bedanya, di padang Arofah, semua jamaah laki-laki
memakai pakaian ihram. Putih-putih.
Tapi di tempat itu, sepertinya tidak seperti itu. Tapi Ranina sendiri tidak
bisa menggambarkan keadaan mereka itu. Ranina tidak bisa membedakan
lagi, apakah mereka kebingungan atau tidak. Susah atau tidak. Tersesat atau
tidak.
Tiba-tiba
ada yang bicara kepada Ranina, “sepertinya perjalananmu lancar dan mulus
seperti dulu. Apa yang kamu kerjakan dulu?” Ranina tidak menjawab, ia
hanya teringat dua hal. Pertama, ia akan segera bertemu Allah untuk dihisab
amal ibadahnya. Kedua, apakah perbuatan-perbuatan yang dilakukan bernilai
ibadah atau tidak. Sewaktu hidupnya dulu, Mbak Ranina sehari-harinya mencari
dan menolong jamaah haji yang tersesat
di sekitaran Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah. Lalu pertolongannya itu di-upload di media
massa seperti facebook, instagram, twitter dan sejenisnya.
Riyadh, 12 Juni 2024